Workshop on Human Rights Reporting Aliansi Jurnalist Independent 2019

Mas,  Irvan Imamsyah Muznir, Supervising Assigment Editor CNN Indonesia sedang serius perhatikan saya sedang menjelaskan sesuatu.

Sudah hampir tiga bulan lalu, aku benar-benar lupa nulis tentang asiknya mengikuti Workshop on Human Rights Reporting Aliansi Jurnalist Independent  (AJI) Padang yang bekerjasama dengan Internews dan Kedutaan Belanda. 

Acara  berbagi seputar ilmu  jurnalistik serta teknik peliputan HAM, menjadi topik menarik pada saat itu yang diikuti lebih 30 jurnalis diberbagai media di Sumatera Barat. Termasuk aku dari TVRI Sumatera Barat. 


Workshop on Human Rights Reporting ini dilaskanakan selama tiga hari di Hotel Bunda Padang, dan alhamdulillah aku mengikuti dengan hikmat. 

Kak Shinta dari Tempo dan mas  Irvan Imamsyah Muznir, Supervising Assigment Editor CNN Indonesia. Kemudian yang paling tua, Om Willy Pramudya dari Majelis Etik Nasional AJI Indonesia, beliau juga warta Jakartapost menjadi mentor kami selama tiga hari itu.

Selain tiga pemateri yang kaya pengalaman ini, AJI Padang juga mengundang Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Indira Suryani. Kemudian uda Abraham, Ketua National Paralympic Commite (NPC) Padang dan Arief Paderi, Perkumpulan Integritas.

Kendati tiga hari, aku berhasil menangkap banyak ilmu dari ketiga pemateri ini, seputar kegagalan pemerintah dalam menanggani kasus HAM di Indonesia. Seperti, pembakaran hutan, tambang batu bara dan sebagainya.

Aku memang tergila, membuat berita indepreporting (liputan mendalam), tentang peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi disejumlah daerah di Sumatera Barat. Sayangnya karena kendala waktu, hingga saat ini aku belum ada membuat berita yang mendalam tentang kasus HAM.

Singkat cerita, pada awal September kemarin, salah seorang panitia dari AJI Pusat menghubungi saya via whatsapp, untuk mengirimkan link liputan tentang HAM sesuai yang ditugaskan pasca acara Workshop on Human Rights Reportin.  

Ah, tapi aku tak membalas pesan singkat itu, karena mamang belum ada membuatnya. Tak lama setelah itu, panitia AJI Pusat kembali menghubungi saya, untuk mengirimkan link berita saya yang terbit di situs online TVRI Sumbar, tentang aksi demo mahasiswa UMSB Bukittinggi di depan gedung DPRD Bukittingg.

Aku sih gak menyangka, berita demo tersebut, masuk kategori liputan HAM, dan alhamdulillah, tugasku selesai. Bukan berarti saya abai dalam tugas, karena liputan mendalam tentang isu HAM tidaklah mudah, kerana membutuhkan riset yang mendalam. Selain itu, tidak semua media yang bisa menerbitkan berita tentang HAM, apalagi seputar pelanggaran pemerintah, dan saya yakin inilah delema jurnalis media pemerintah saat ini, tentang peliputan kasus HAM di Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment