Misteri KKN di Guo Tambubuang Agam

Dua pekan ini, cerita misteri KKN di media sosial twitter sangat populer, mulai dari kalangan biasa hingga selebritis.Cerita atau kenangan semasa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN akan selalu tersimpan dalam memori mereka yang telah menunaikan hajatan kampus tersebut. Salah satunya saya, alumni Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Imam Bonjol Padang, yang ber KKN di Koto Alam, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Di Jorong Koto Alam, kami ada lima orang mahasiswa/i UIN Imam Bonjol ber KKN,diantaranya, Zeko, mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Ria dan Dila, mahasiswi Fakultas Tarbiyah, Lia dan Jumadi, dari Fakultas Syariah dan saya dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.


Selama ber KKN, kami tinggal di rumah Pak Jorong atau Pak RT Koto Alam. Alhamdulillah disambut dengan baik disana. Program-program kami ya sama dengan mahasiswa KKN pa da umumnya. Namun dari banyak kegaiatan ada satu program kami yang sangat berkesan, yaitu membuat name box besar salah satu masjid disana.


Nah, saya sih gak cerita soal program-program KKN disana. Namun balik pada topik atau judul blog ini, tetang misteri yang saya alami ber KKN di Koto Alam.


Suatu pagi, rumah pak jorong berubah suasana, dimana terjadi insiden kecil di rumah tangga pak jorong. Saya sih gak tau masalahnya apa, antara pak jorong dengan buk jorong. Pokoknya ada masalah rumah tangga gitu. 


Nah malamnya, saya ditawarin pak jorong, temeni beliau ke Pasaman. Kemudian saya terima, dan dimalam itu langsung berangkat. Selama perjalan saya bertanya ke pak jorong soal tujuan ke Pasaman. Namun pak jorong tidak menjawab dengan serius.

Sampai di lokasi, kami berhenti di sebuah kebun sawit. Suasana mualai berubah, tubuh saya mulai gemetar, akan kegelapan. Bebarapa menit kemudian, kami berhenti di sebuah gubuk. Pak jorong langsung ucapkan salam dan langsung masuk ke gubuk itu. 

Saya masih berdiri di luar, mencoba menjinakkan anjing yang menyalak kami. Kemudian berlahan-lahan saya mencoba masuk kerumah itu, saya hanya melhat dua lilin putih menerangi kami.


Aroma kumanyan, mulai menyapa hidungku. Kerigat mulai membasi wajah. Saya melihat pak jorong sedang menerima sesuatu dari pemilik rumah, untuk dibawah pulang. Tak lama setelah itu, kami pun pamit pulang ke rumah. 

Selama perjalanan  pulang, saya tidak bertanya maupun cerita kepada pak jorong. Kami berdiam -diam saja.


Tiba di rumah, teman-teman saya sudah tidur. Kemudian pak jorong mengajak saya pergi ke dapur. Kemudian saya ubujmelihat memasukin pemberian dari pemilik rumah gubuk tadi kedalam kuali yang berisi gulai.


Saya pikir itu racun, tak lama setelah itu, pak jorong mulai cerita pelan-pelan. "Ini obat, agar Ibu Jorong bisa semakin cinta padanya".

Nah, baru saya tau, Ternyata itu sejinis obat pakasieh  atau obat dimana perempuan bisa tunduk pada laki-laki. Tapi menurut saya itu tidak baik dan dilarang oleh agama. Saya mulai gelisah hingga pagi, dan tidak mau makan dirumah tersebut.


1 comment: