Sebentar lagi liburan akhir tahun tiba, nah bagi teman-teman yang hobi survival atau kamping, di Bukittinggi sudah ada jasa sewa kamping dengan harga bersahabat. Tepatnya di jalan Bukittinggi Maninjau, atau di kawasan Ngarai Sianok. 


Disana di sewakan beragam peralatan kamping seperti tenda dan matras. Untuk harga sewa tenda dome isi empat orang cukup dibayar Rp50.000 satu hari sedangkan matras Rp10000. Nah, murahkan?

Peralatan kamping yang anda sewa, bisa dibawa kemana saja dengan syarat menitipkan fotocopy dukumen pribadi seperti KTP dan SIM.


Semantara total biaya kamping, anda cukup menyediakan uang Rp150.000 dan itu sudah masuk biaya konsumsi anda selama satu hari.

Selain Singgalang dan Marapi, lokasi kamping yang starategis serta aman bagi keluarga anda juga ada di kawasan Ngarai Sianok, Bukittinggi. 

Berikut rincian harga tenda kamping
1.  Tenda dome 4 orang, Rp.50000/hari
2. Tenda dome 10 orang, Rp.150000/hari
3. Tenda dome 2/3 orang Rp. 45.000/hari
4. Tenda dome 2 orang Rp. 40000/hari
5. Tenda pramuka Rp.40000/hari
6. Tenda "A" Rp. 40000/hari
7. Tenda Family tent P 20 Rp. 350.0000/hari
8. Tenda shelter box P 10 Rp.  300.000/hari

https://www.youtube.com/watch?v=iOmouzBmvG8&feature=youtu.be




Sudah lama tidak mengulang kaji (ilmu) bahasa Indonesia, setelah menyelesaikan kuliah pada 2017 lalu. Banyak yang terlupakan, sehingga dibutuhkan belajar kembali. 

Nah, beruntung Balai Bahasa Sumatera Barat bekerjasama dengan Komunitas Literasi Bukittinggi menggelar Penyuluhan bahasa media luar ruangan di SD 02 Percontohan Bukittinggi.

Kesempatan ini tidak saya abaikan dan bergegaslah meregistrasi pendaftaran pagi itu. Sampai dilokasi saya melihat peserta belum banyak yang hadir. Setelah waktu masuk, saya dan teman -teman bergegas masuk. 

Pada penyuluhan ini, pemeteri mengulas tentang tanda baca dan sebagainya, kamipun menyimak dengan hikmat. 

Akhir 2018 saya ditugaskan di Bukittinggi oleh TVRI Sumatera Barat. Di tanah kelahiran Bung Hatta dan  Rohana Kudus ini saya banyak belajar hal tentang jurnalistik. Meski saya lulusan Komunikasi Penyiaran Islam ( broadcasting) tidak membuat berhenti terus belajar.

Banyak hal  saya dapatkan selama bertugas di Bukittinggi. Salah satunya tentang profesi jurnalis yang kenal banyak orang serta sahabat. Bagi saya sahabat memang paling berhaga  untuk menjadi saksi perjalan hidup dan saling mengingatkan.

Salah satu kabar sahabat membuat saya jantung berdebar kencang tepat di hari pahlawan ini, yaitu  kabar duka dari grup whatsapp.  Kabar itu saya dapatkan saat akan  shalat Shubuh. Bahwa hari itu, dimana sahabat saya dan sering menjadi narasumber terkait narkotika. Ia, AKP. Pradipta Putra Pratama, Kasat Narkoba Polres Bukittinggi, telah berpulang di Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi.

Kabar paling menakutkan yang saya baca pada 11 November 2019 ini. Namun saya harus mencoba ikhlas.

Almarhum Pradipta, adalah sosok anggota Polri yang suka bergaul dan suka bercanda. Sahabat saya ini, sebelumnya kepulanganya saya dan teman-teman jurnalis lainnya akan mewawancara dia,  terkait penangkapan empat tersangka pengedar narkotika di Padang Luar Agam.

Namun kehendak yang Maha Kuasa, Ia inginkan untuk penuhi janji. Selamat pulang sahabat, semoga husnul khatima dan tenang di surga sana. Engkau lebih merindui dan mencintai Tuhanmu, sehingga pulang dengan begitu cepat. 

Sebelum dibawah ke rumah sakit Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi, almarhum merasakan sakit pada perut dan dada. Sampai dirumah sakit sekitar pukul 18.30, almarhum langsung dibawa keruangan UGD. Sekitar pukul 00. 30 Wib, dan diberangkat ke Bekasi kampung halaman sekitar pukul 06. 30 dari Polres Bukittinggi.  Sosok yang baik hati ini, meninggalkan istri dan satu orang putrinya di hari ke 10 tahun pernikahannya.

Dari keterangan dokter, almarhum bermasalah pada lambung dan merasa sakit pada dadanya, hingga tak sadarkan diri hingga meninggal dunia.


Kepergian Kasat Narkoba yang berprestasi ini tidak hanya membuat saya kaget. Semua karib kerabat serta warga Bukittinggi merasa kehilanngannya.

Saya tidak banyak berbuat apa, bahkan tidak juga tidak berkesempatan menshalatkanya dan melihat ke pemakamanmu, namun doa-doa akan terus mengalir.  Selamat jalan polisiku selamat jalan sahabtku. Beruntung pagi itu juga saya bisa melihat pelepasan almarhum di Mapolres Bukittinggi. Ya Allah, engkaulah penghapus dosa. Hapuslah dosanya. Amminn..



Riang tak terkira, saat aku bisa berkunjung ke rumah Kerajinan Amai Setia 1915 peninggalan pahlawan nasional Roehana Koeddoes, tepatnya di Koto Gadang Kabupaten Agam, Sumatera Barat.



Rumah Kerajinan yang sudah berusia ratusan tahun ini, masih berdiri kokoh hingga saat ini, bahkan anda bisa melihat aktivitas amai-amai (ibu-ibu) Koto Gadang ini, membuat kerajinan tangan berupa pernak pernik perak, songket serta kerajinan lainnya. 

Sampai aku dirumah sejarah ini, aku langsung disambut dengan baik oleh amai-amai Koto Gadang ini. Sungguh riang sekali hati pada saat itu, ada kesempatan yang sempurna untuk mengulas tentang wartawati pertama di Indonesia itu.

Roehana Koeddoes tidak hanya terkenal dengan kewartawanannya. Ia juga aktivis perempuan dari tanah Minang yang sangat lantang melawan kolonial Belanda. 

Kemudian Roehana Koeddoes memiliki semangat tinggi memperjuangkan hak-hak wanita, salah satu karyanya yaitu mendirikan sekolah bagi wanita di Koto Gadang yang disebut dengan Kerajinan Amai Setia (KAS).

 
Roehana Koeddoes adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia yang pertama dan juga mak tuo (bibi) dari penyair terkenal Chairil Anwar. Dia juga sepupu H. Agus Salim.

Roehana Koeddoes lahir pada 20 Desember 1884 di Koto Gadang dan meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972, di usia 87.








Leburan pada pekan ini, Minggu (10/11/2019). Aku menikmati teh Telur Tapai Kapa Toman yang berlokasi di Jorong Jambak, Nagari Sianok Enam Suku, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. 

Sebelumnya sih gak ada rencana kesana, tapi setelah bingung mau liburan kemana.  Akhinya aku pergi ke Kapa Toman sambil melihat Geopark Nasional, Ngarai Sianok. 

Ini hari kedua aku pergi ke Kapa Toman, sebelumnya diwaktu kapa uni sedang viral-viralnya. Nah, sambil mengobati rindu, aku kesana lagi. Kabarnya ada menu baru dan unik, seperti Teh Telur Tapai.

Sampai di Cafe Kapa Toman, aku langsung pesan kentang goreng dan Teh Talur Tapai. Sekitar 10 menit menunggu, akhirnya pesanku sampai juga. Kendati masih panas, aku mencoba menyedu sedikit demi sekit, oowalah....enak bangat guys. 

Teh Telur Tapai cara pembuatan hampir sama dengan pembuatan teh telur biasa. Bedanya hanya ada tapai saja dan di kasih jeruk nipis. Tapi Teh Talur Kapa Toman ini, memang paling beda. 

Memang benar kata-teman ku, Teh Telur Tapai Kapa Toman, memang paling enak. Ditambah lagi, keindahan Ngarai Sianok yang membentang panjang. Sehingga menikmati Teh Talur Tapai terasa lengkap. 





Musibah banjir mamang tidak bisa ditebak kapan akan terjadi. Namun ada banyak cara mengantipasi agar banjir tidak banyak menelan korban dan kerugian. 

Aku dan kelompok dua Tim Jitu Pasna BPBD Sumbar, menyasar Nagari Pangkalan, Kabupaten 50 Kota sebagai lokasi pengkajian pasca bencana. Contohnya, apa  yang dilakukan warga Pangkalan mengantisipasi musibah banjir dan bagaimana cara meminimalis kerugian banjir. 

Dua pertanyaan tersebut langsung kami temukan dari jawaban Nagari Pangkalan, Rifdal Datuak Laksamano, bahwa daerah tersebut diterjang banjir pada tahun 2017. Dimana terdapat enam jorong/desa yang teremdam banjir dengan taksiran ketinggi mencapai 2 sampai 3 meter.

Antipasi terjadinya banjir besar, pemerintah setempat menyediakan lokasi pengunsian di atas bukit. Kemudian masing-masing rumah warga sarankan membuat membuat tempat penyimpanan barang yang tinggi (Puabuang). Selain itu pemerintah setempat juga membuat bronjong disepanjang sungai.

Selain itu, di nagari pangkalan sudah dibentuk Kelompok Siaga Bencana (KSB) di masing-masing jorong. Tentu adanya KSB tersebut, warga setempat sudah dibekali ilmu tentang kebencanaan.

Nah, perjalan singkat aku ke Nagari Pangkalan bisa memberikan pencerahan sedikit tentang kebencanaan serta hal apa yang harus dilakukan disetiap daerah yang rawan bencana. 




Jujur, 1 November 2019. Tepat diusiaku ke 27 tahun, ini lah moment pertama kali aku mengunjungi Kelok Sembilan di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Padahal objek wisata yang paling menarik di kunjungi, hanya berjarak 55 Km dari kota yang aku tempati saat ini (Bukittinggi).

Jalan-jalan ke Kelok Sembilan sudah dari dahulu aku citakan, sayangnya banyak kegiatan dan kurangnya kesempatan, maka jelajah Kelok Sembilan selalu tertunda. Kebutulan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, menggelar Jitu Pasna di Kecamatan Pangkalan, 50 Kota.

 Sekitar 50 orang tim Jitu Pasna berkunjung ke Pangkalan untuk mensurvey pasca bencana alam melanda daerah tersebut. Usai mengabil absen kebarangkan, aku duduk dibangku bagian tengah. Sementara di belakang saya ada jurnalis dari Okezone.com.

Nuasan perjalanan dari Bukittinggi ke 50 Kota memang benar aku nikmati, karena ini hal pertama bagi ku. Dari Bukittinggi, kami melewati Kecamatan Baso Agam, Kota Payakumbuh. Kemudian baru masuk ke Kabupaten 50 Kota. Tak lama setelah itu barulah kami sampai di Kelok Sembilan. 
 

Sangat terasa cepat, karena  mata kami dimanjakan keindahan kawasan Geopark Nasiona, Harau ini dan kami tidak pernah lupa mengabadikan semua kenangan itu.

Sekilas Kelok Sembilan

Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatra Barat menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong ulu air, Nagari harau/kenagarian persiapan ulu air, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatra dan Pantai Timur Sumatra. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. 

 Tiba di Kelok Sembilan

Sampai di Kelok Sembilan, tim Jitu Pasna kelompok dua langsung berhenti sejenak, untuk swafoto. Nah, di Kelok Sembilan juga ada jasa foto dengan harga sangat terjangkau sekali.
Keindahan Kelok Sembilan tidak perli diragukan lagi, bangunan maha dasyhat di Indonesia ini anda harus kunjungi. Selain itu, pesona tebing-tebing di kawasan Kelok Sembilan sangatlah elok dan asri.